Friday, July 5, 2024
HomePolitikSurvei LKPI: Masyarakat Ingin Nahor Nekwek Kembali Pimpin Yalimo

Survei LKPI: Masyarakat Ingin Nahor Nekwek Kembali Pimpin Yalimo

JAKARTA – Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) kembali melakukan survei untuk mengetahui elektabilitas tokoh-tokoh yang maju di Pilkada Yalimo 2024. Survei LKPI mengunakan 920 Responden yang merupakan warga kabupaten Yalimo yang sudah memiliki hak pilih pada pemilu 2024 lalu.

“Penarikan sample di 5 kecamatan yaitu Abenaho, Elelim, Benawa, Apalapsili, dan Welarek mengunakan metode Cluster Random Sampling. Dan hasil survei ini memiliki Margin of Error +/-3.2% dan Tingkat Kepercayaan 95%. Survei dilakukan sejak 12-20 Juni 2024,” kata Direktur LKPI Togu Lubis dalam keterangan tertulis, Kamis 4 Juli 2024.

Togu menyebutkan, kinerja Bupati Yalimo dinilai memberikan kepuasan pada masyarakat, hal ini tergambar dari hasil survei dimana 76,2 persen masyarakat Yalimo puas dengan kinerja Bupati Yalimo, Nahor Nekwek dan sebanyak 10,2 persen tidak puas selebih 13,6 persen tidak menjawab.

“Hal yang membuat masyarakat puas salah satunya adalah kebijakan pembangunan secara merata di lima distrik di Kabupaten Yalimo dengan akses jalan yang telah terbuka di lima distrik di Yalimo dan Bupati dianggap responsif, tidak terlambat dalam menindaklanjuti aspirasi masyarakat Yalimo ,” jelasnya,

Menurut dia, alasan masyarakat Yalimo lebih memilih Nahor Nekwek karena kinerja Bupati Yalimo membawa pengaruh terhadap tingkat keterpilihan Bupati Nahor Nekwek. Dalam survei itu ada pertanyaan jika pemilihan Bupati 2024 digelar hari ini, dimana tingkat Keterpilihan Tokoh-Tokoh Bakal Calon Bupati Kabupaten Yalimo dalam simulasi terbuka, dengan pertanyaan kepada 920 masyarakat Yalimo jika pilkada digelar hari ini.

“Hasilnya adalah Nahor Nekwek 33.9 persen, Yosua Kepno 19,4 persen, Simon Walilo 8.9 persen, Malhai mabel 8.3 persen, Fery Boom Kombo 6,1 persen, Marthen Yohame 5.3 persen, Erdi Dabi 5,2 persen, Sergius Bomol 2,8 persen,” terang Togu.

Tingkat Keterpilihan Tokoh-Tokoh Bakal Calon Bupati Kabupaten Yalimo dalam simulasi tertutup mengunakan pertanyaan dengan kertas kuisioner , kepada 920 masyarakat Yalimo jika pilkada digelar hari ini siapa yang akan dipilih

“Nahor Nekwek 51,2 persen, dilanjut Yosua Kepno 18,4 persen, Simon Walilo 8.9 persen, Malhai Mabel 7,3 persen, Fery Boom Kombo 4,1 persen, Marthen Yohame 3,3 persen dan Erdi Nabi 2,2 persen,” jelasnya.

Tingginya tingkat keterpilihan Nahor Nekwek memiliki hubungan yang simetris dengan kepemimpinannya selama ini walau hanya 2 setengah tahun dia memimpin Kabupaten Yalimo. Misalnya saja di sektor pertanian yang banyak mengalami kemajuan seperti dibukanya perkebunan nanas besar besaran dan industri kecil turunan dari nanas di Yalimo,dinilai oleh 80,7 persen masyarakat memberikan dampak pemasukan ekonomi.

“Kemudian disektor pendidikan diera kepemimpinan Nahor Nekwek di Yalimo membawa perbaikan manajemen pendidikan disetiap sekolah di Yalimo hingga murid murid sekolah SMP & SMA di Yalimo mampu mengikuti ANBK,” jelasnya.

Menurut dia, Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) kini sementara gencar dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serempak di seluruh Indonesia tersebut meskipun banyak kendala yang dihadapi kabupaten Yalimo.
Sehingga hampir 78,6 persen warga Yalimo memberikan nilai yang positive bagi kinerja Nahor Nekwek untuk bisa melanjutkan kepemimpinannya di Yalimo

Survei LKPI terkait calon kepala daerah di Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan, yang menunjukkan bahwa calon incumben unggul, disoroti Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI), Rasminto.

“Survei yang menampilkan keunggulan calon incumben sering kali mencerminkan dinamika politik lokal yang kompleks. Keberhasilan incumben bisa jadi dipengaruhi oleh rekam jejak dan pengalamannya dalam mengelola pemerintahan. Namun, hal ini juga bisa memunculkan tantangan bagi calon baru yang berusaha menarik perhatian pemilih”, katanya.

Menurutnya, dalam konteks geografis, wilayah seperti Papua Pegunungan, faktor kedekatan kesukuan sering kali menjadi salah satu alasan utama dukungan terhadap calon tertentu.

“Meskipun ikatan kesukuan memiliki nilai penting dalam masyarakat, hal ini bisa menjadi penghalang bagi perubahan dan inovasi dalam kepemimpinan jika tidak diimbangi dengan penawaran program yang jelas dan konkret”, jelasnya.

Pakar Geografi Manusia Universitas Islam 45 (Unisma) ini menuturkan agar semua calon diharapkan dapat memperkuat tawaran program riil dan terukur bagi masyarakat.

“Pemilih harus diberikan gambaran jelas tentang bagaimana setiap calon akan meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan di Yalimo. Program-program yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti peningkatan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, serta peningkatan ekonomi lokal, seharusnya menjadi fokus utama”, bebernya.

Baginya, para calon kepala daerah perlu melakukan sosialisasi yang efektif tentang tawaran programnya dengan mempertimbangkan media dan metode komunikasi yang sesuai dengan konteks lokal.

“Hal ini termasuk mendengarkan aspirasi masyarakat, melakukan diskusi terbuka, dan mengedukasi pemilih mengenai manfaat dari program yang tawarkan”, tuturnya.
Ia berpesan pada masyarakat yang akan menghadapi pesta demokrasi pilkada serentak 2024 untuk melihat rakam jejak dan program konkret para calon.

“Masyarakat juga memiliki peran penting dalam memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan positif. Mereka harus mempertimbangkan rekam jejak, visi, serta komitmen calon dalam membawa kemajuan, dibanding hanya melihat pada faktor kesukuan atau tradisional saja”, tegasnya.

BERITA LAIN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments