Transportasi udara masih menjadi kebutuhan penting di sejumlah wilayah terpencil di wilayah enam Provinsi di Tanah Papua. Sebab masih sangat banyak lokasi yang sulit dijangkau melalui jalan darat.
Mengingat kondisi geografis disana, maka untuk sarana perhubungan antar daerah lebih baik dilakukan melalui udara pesawat perintis dengan berbagai keperluan. Termasuk mengatur jadwal keberangkatan antara penerbangan masuk keluar Papua, sehingga penumpang tidak harus mengeluarkan biaya tambahan. Misalnya, tambahan biaya penginapan.
“Maka, untuk kelancaran menjangkau ke sejumlah wilayah-wilayah tersebut. Sebaiknya perusahaan maskapai penerbangan bisa menambah armada. Termasuk merapihkan jadwal penerbangan. Karena akibat dari ketidak connecting flight penerbangan pesawat perintis dengan pesawat besar seperti boeing atau airbus, penumpang jadi korban,” demikian hal ini disampaikan Anggota DPD RI asal Papua Barat, Abdullah Manaray saat menemui Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, belum lama ini di Jakarta.
“Ya pada konteksnya kebutuhan ini di dalamnya Provinsi Papua Barat, dimana daerah ini membawahi tujuh kabupaten dan untuk menjangkau lewat jalur darat masih sulit, apalagi sampai ke pelosok,” ungkapnya.
Maka, ia berharap Kementerian Perhubungan dapat menjembatani komunikasi dengan para pihak perusahaan maskapai agar menambah armada dan jam terbang ke setiap daerah terpencil di seluruh Papua.
“Semoga apa yang saya sampaikan ke pihak kementerian dapat dipertimbangkan dan bisa disampaikan ke pihak-pihak terkait. Terutama para pengusaha bidang maskapai,” harapnya sosok Senator berciri khas songkok merah ini.
Kunjungannya belum lama ini diterima oleh Direktur Jendral, Lukman F. Laisa, Direktur Angkutan Udara, Agustinus Budi Hartono, dan Direktur Bandara Udara, Budhi Kurniawan Kresna bertempat di Lantai V Gedung Karsa Kantor Kementerian Perhubungan RI, Jakarta Pusat.