Senator Mananwir Paul Finsen Mayor, S. IP., CM. NNLP meminta Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Haryanto tidak segan-segan memberikan hukuman berat terhadap oknum anggota TNI di bawah Kodam Kasuari yang terbukti melakukan pelanggaran hukum. Pasalnya ulah oknum nakal itu mencoreng nama institusi TNI.
Hal itu merespon dugaan keterlibatan seorang oknum anggota TNI AD dalam pembelian motor hasil curian dari spesialis curanmor di Kota Sorong, Papua Barat Daya, yang belakangan mencuat ke permukaan.
“Di-PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat-red) saja, oknum yang nakal-nakal. Pak Pangdam tolong tegas dalam hal semacam ini, karena merusak nama institusi TNI,” tegas Paul Finsen Mayor, Kamis (06/02/2025).
Anggota DPD RI/MPR RI dapil Papua Barat Daya itu mengingatkan adanya krisis kepercayaan terhadap TNI khususnya di Papua, terkait penegakan hukum. Setelah sebelumnya terjadi kasus pembunuhan Kesya Lestaluhu oleh oknum TNI AL di Sorong yang sampai saat ini masih ada beberapa kejanggalan dalam hal pengungkapan. Oleh karena itu, tindakan tegas terhadap oknum TNI yang terlibat pelanggaran hukum akan memperbaiki citra TNI di masyarakat.
“Tindakan tegas Pangdam meskipun bisa dibilang hanya kasus kecil, diharapkan bisa menimbulkan efek jera sehingga tidak dicontoh oleh anggota lainnya. Ketegasan Pangdam terhadap anak buah sendiri otomatis akan meningkatkan kepercayan masyarakat terhadap institusi TNI,” ujar Paul.
Dugaan keterlibatan oknum TNI dalam kasus curanmor bermula dari penangkapan seorang pelaku curanmor bernama Rusdi (20) oleh Polsek Sorong Timur. Kepada polisi, Rusdi mengaku telah menjual motor hasil curian kepada seorang anggota TNI yang berdinas di Yon Zipur 20/PPA Sorong.
Menurut Rusdi, oknum TNI tersebut yang meminta dirinya menyediakan motor tersebut. Hingga kini pihak kepolisian terus mendalami, termasuk kemungkinan adanya keterlibatan oknum aparat dalam aksi jual beli kendaraan curian.
