Senator asal Papua Barat Daya, Paul Finsen Mayor mendesak agar Kapolri mengusut tuntas hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, sejak 18 Desember 2024. Pasalnya, penanganan kasus tersebut tidak transparan dan banyak kejanggalan.
“Banyak hal yang tidak jelas dalam kasus ini. Pihak keluarga yang merasa sangat terpukul justru memperoleh informasi yang simpang siurnya dari Polres Teluk Bintuni. Oleh karena itu, saya meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit untuk memberikan atensi terhadap kasus ini. Buka seterang mungkin, apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Paul Finsen Mayor, Senin (17/3/2024).
Kapolri maupun Irwasum, lanjutnya, harus menjelaskan secara terbuka, keberadaan Tomi yang hilang saat operasi penangkapan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua Barat. Penjelasan secara gamblang, tanpa ditutup-tutupi sangat dibutuhkan agar pihak keluarga pun tak lagi dibuat bingung.
“Sejauh ini, sudah tiga bulan setelah kejadian, pihak keluarga Iptu Tomi meminta kejelasan dari Kapolri dan pemerintah tetapi tidak ada jawaban yang memuaskan. Justru yang ada, Polri melakukan pembiaran, terkesan tidak peduli. Apalagi korban adalah anggota mereka. Dia ini polisi juga, polisi yang sedang menjalankan tugas,” katanya.
Paul Finsen Mayor berharap keadilan ditegakkan dan hilangnya Iptu Tomi menemukan titik terang. Harus ada pihak yang bertanggung jawab atas hilangnya Iptu Tomi. Mengingat korban sedang melaksanakan tugas yang tidak ringan dan bertaruh nyawa.
“Kasus ini perlu diinvestigasi lagi. Periksa dan kumpulkan keterangan semua pihak yang terlibat dalam operasi. Kalau memang ada kelalaian, atau ada kesalahan, harus ada yang bertanggungjawab,” tegasnya.
Hilangnya Iptu Tomi viral di media sosial. Setelah istrinya mengunggah beberapa kejanggalan dari keterangan atasan dan rekan-rekan di lapangan, ke media sosial. Tomi dinyatakan tenggelam di sungai kala mengejar anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Teluk Bintuni, Papua Barat sekitar tiga bulan lalu.